PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS
MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Optimasi
Limbah Ayam Petelur Sebagai Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan
oleh:
Anas
Mahfud (42.12.0937) Tahun Angkatan 2012
Ika
Septi Anggraini (42.12.0935) Tahun Angkatan 2012
Ahmad
Rofiudin (41.13.1040) Tahun Angkatan 2013
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2014
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... iii
RINGKASAN
.................................................................................................... iv
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Judul .............................................................................................................. 1
1.2 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.3 Permasalahan ............................................................................................... 2
1.4 Peluang usaha ............................................................................................... 2
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 2
1.6 Luaran yang diharapkan ............................................................................ 2
BAB
2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ..................................... 3
2.1 Kondisi Umun Masyarakat ......................................................................... 3
2.3
Lokasi Usaha ................................................................................................ 3
2.4
Strategi Pemasaran ...................................................................................... 3
2.5
Analisis Biaya ................................................................................................ 4
BAB
3 METODE PELAKSANAAN ............................................................... 5
4.1 Persiapan Lahan .......................................................................................... 5
4.2 Pembuatan Pengaturan
Volume Air Serta Pembuatan Pipa Saringan .. 5
4.3
Pembutan Kolam Lele Dengan Terpal........................................................ 5
4.3
Pembuatan Pakan Lele Dengan Limbah Ayam Petelur ........................... 7
4.4
Penebaran Benih Lele Dumbo .................................................................... 8
4.5
Pemberian Pakan Alternative Dan Pakan Dari Pelet ............................... 8
4.6
Panen Dan Penjualan .................................................................................. 8
BAB
4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................ 9
4.1 Peralatan ....................................................................................................... 9
4.2 Bahan Habis Pakai ....................................................................................... 9
4.3 Perjalanan ..................................................................................................... 9
4.4 Lain Lain ....................................................................................................... 10
4.4 Total Biaya .................................................................................................... 10
4.3 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 10
RINGKASAN
Budidaya
pembesaran lele merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih. Disamping itu permintaan akan lele konsumsi masih mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan lele konsumsi di Provinsi Bali
yang mencapai 8 ton sehari. Provinsi Bali hanya bisa memenuhi permintaan hanya
sekitar 2 ton sehari. Kekurangan yang mencapai 6 ton sehari tersebut dipenuhi
dari daerah luar Bali.
Banyaknya
limbah dari peternakan ayam petelur bisa dijadikan pakan alternative untuk
mengurangi besarnya biaya pakan pelet. Limbah ayam petelur tersebut meliputi
ayam yang sudah mati dan ayam yang tidak dimanfaatkan lagi karena usia ayam
petelur telah tua. Dalam satu bulan, ayam petelur yang mati dipeternakan mencapai
10 ekor. Limbah ayam petelur tidak langsung diberikan pada lele begitu saja,
namun dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pertama limbah ayam petelur direbus
untuk mempermudah pembuagan bulu ayam yang menempel dan juga berfungsi untuk
menghilangkan bakteri yang menempel pada daging ayam. Setelah perebusan,
selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging ayam dan tulang unutk mempermudah
proses berikutnya. Daging ayam yang telah terpisah antara tulang tersebut
dicampur dengan bahan lain dan di mixer untuk membuat adonan pelet. Adonan lalu
dikukus dalam wadah tertentu untuk membuat adonan menjadi kenyal. Setelah dikukus, adonan lalu dicetak dalam
mesin cetak pelet.
Di
desa sumber kencono, budidaya lele belum ada yang merintis menjadi sebuah
usaha. Ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk prospek kedepan. Usaha
pembesaran lele tidak lepas dari benih yang akan dibudidayakan, benih bisa
didapatkan dari desa tetangga yang tidak jauh dari usaha pembesaran lele yang
akan dilakukan. Tepatnya terletak didesa bimorejo yang bisa menghasilkan benih
lele siap tebar berjumlah 100 ribu ekor benih dalam satu bulan. Dalam satu kali
tebar benih yang berjumlah tiga ribu ekor dengan kolam terpal berukuran 3x5 m, dalam
waktu tiga bulan, hasil penen berkisar 350 kg dengan harga Rp. 15.000,-.
Keuntungan yang didapat mencapai Rp 2.675.000,- setelah dikurangi biaya awal
produksi dari pengeluaran pakan dan beli benih.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Judul
Optimasi Limbah Ayam Petelur Sebagai
Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
1.2 Latar Belakang
Potensi sumberdaya ikan
tidak harus tertuju pada laut, ada beberapa potensi sumberdaya ikan juga bisa
dihasilkan dari hasil budidaya. Salah satunya budidaya ikan lele yang saat ini
banyak dijadikan obyek oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Disamping
itu, ikan lele banyak mengandung protein yang berguna bagi tubuh manusia.
Lele merupakan salah
satu komoditas unggulan. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan. Selain
untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup
besar. Bali merupakan daerah pariwisata yang terkenal di dunia internasional.
Dengan aneka kreasi masakan yang berbahan dasar lele, permintaan lele di bali
setiap hari bisa mencapai 8 ton. Pembudidaya lele dibali sendiri hanya bisa
memenuhi permintaan lele sekitar 2 ton dalam sehari. Sedangkan kekurangan yang
mencapai 6 ton dalam sehari tersebut, membuat pasokan lele harus didatangkan
dari luar Bali. (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali)
Dengan budidaya lele
dumbo dengan optimasi limbah ayam petelur sebagai pakan tambahan ini sangat
berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah ayam petelur bisa didapatkan
dari usaha peternakan yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya lele
dumbo yang akan dilakukan. Dalam satu bulan, ayam petelur mati dipeternakan
mencapai 10 ekor. Oleh peternak, limbah ayam petelur tidak dimanfaatkan lagi
bahkan dikubur. Dalam sehari setidaknya ada satu ayam petelur yang mati dan
tidak dimanfaatkan oleh peternak. Sedangkan ayam petelur yang sudah tua, oleh
peternak dijual dengan harga Rp. 5.000,- @ ekor. Limbah ayam petelur tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai pakan alternative pengganti pellet dengan pengolahan
terlebih dahulu. Budidaya
lele dengan optimasi limbah ayam petelur bisa menghemat pengeluaran biaya pakan.
Pengolahan limbah ayam petelur pertama kali dilakukan pembersihan bulu bulu
yang menempel pada ayam petelur. Pembersihan tersebut dilakukan dengan
caradirebus terlebih dahulu agar bulu ayam mudah untuk dibersihkan dan perebusan
juga bertujuan untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada tubuh atau daging
ayam petelur. Setelah pembersihan bulu sudah selesai, selanjutnya dilakukan
pemisahan antara daging dan tulang. Pemisahan daging dan tulang tersebut
bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya. Daging ayam yang telah terpisah
dari tulang lalu dicampur dengan bahan lain untuk dilakukan pengukusan. Selesai
pengukusan, bahan tersebut di cetak menggunakan mesin pencetak pellet ikan.
Dari uraian di atas
menunjukkan bahwa potensi budidaya lele sangat menjanjikan. Di Desa Sumber
Kencono khususnya, pengembangan dari usaha budidaya lele belum ada yang
berminat. Dari segi lokasi dan pemasaran sangat strategis karena letak Desa
Sumber Kencono yang tidak terlalu jauh dari kota, menjadikan nilai tambah
tersendiri dari usaha ini. Untuk akses ke Bali hanya membutuhkan perjalanan
sekitar 1 jam dengan transportasi penyeberangan kapal.
1.3 Permasalahan
· Limbah
ayam petelur yang tidak dimanfaatkan menjadi suatu alternative pakan untuk budidaya
lele.
· Belum
ada usaha budidaya lele di Desa Sumber Kencono.
· Terdapat
empat lokasi peternakan ayam petelur yang menghasilkan limbah. Dalam satu
bulan, ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor.
· Ayam
petelur yang sudah tua tidak dimanfaatkan lagi dan dijual dengan harga @ ekor
Rp. 5.000,-
1.4 Peluang usaha
Didesa Sumber Kencono yang
memanfaatkan budidaya lele sangatlah minim sekali mengingat mayoritas penduduk
bermata pencaharian sebagai petani. Disamping itu kondisi geografis yang
bersuhu panas sangatlah cocok untuk usaha budidaya lele. Lele cepat berkembang
dengan suhu area yang hangat. Banyak warung warung makanan yang menyediakan
menu khas antara lain lele goreng, lalapan lele, dll. Hal itu bisa diajak
kerjasama untuk memasok ikan lele dari hasil budidaya ini. Kota Banyuwangi juga
berdekatan dengan Pulau Bali, dimana turis lokal maupun mancanegara berdatangan
untuk sekedar menikmati pemandangan yang sangat indah dan mempesona di pulau
dewata tersebut. Tingginya permintaan ikan lele segar untuk di kirim ke Bali
menjadikan peluang usaha budidaya ini untuk proses berkelanjutan.
1.5 Manfaat
Disamping memperoleh
keuntungan dari hasil budidaya ini, dapat menciptakan lapangan pekerjaaan baru
jika nantinya budidaya ini berkembang menjadi besar.
1.6 Luaran
Yang Diharapkan
Diharapkan dari usaha
budidaya lele ini bisa menjadikan penghasilan serta mampu melatih mahasiswa
untuk mengembangkan jiwa wirausaha.
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umun Masyarakat
Usaha budidaya lele dumbo ini belum
ada yang mengembangkan untuk desa Sumber Kencono. Ketersediaan air yang cukup
melimpah dan cuaca yang bersuhu hangat sangatlah berpotensi dalam usaha
budidaya lele dumbo. Dalam usaha budidaya lele dumbo tidaklah sulit untuk
mendapatkan benih yang berkualitas. Benih bisa didapatkan dari desa tetangga
yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi budidaya yang akan dilakukan. Tepatnya
di desa Bimorejo, usaha pembenihan yang mampu produksi 100 ribu benih siap jual
dalam setiap bulan.
Ikan
lele dumbo (Clarias Gariepinus) dalam kegiatan budidaya secara intensif,
ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal.
Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi
dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk
kolam ukuran 5x3 m lele dumbo dapat ditebar sebanyak 3000 ekor benih. Selama 3
bulan dapat diproduksi lele sebanyak 400 kg.
Permintaan
ikan lele siap jual sangat meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari
permintaan di Provinsi Bali yang mencapai 8 ton dalam sehari dan Bali sendiri
hanya mempu memenuhi hanya sekitar 2 ton. Masih kurang 6 ton yang harus
dipenuhi setiap hari di Provinsi Bali. Disamping itu, restaurant dan tempat
makan yang berlokasi di Kabupaten Banyuwangi juga menyajikan menu masakan yang
berbahan dasar ikan lele.
2.3 Lokasi Usaha
Lokasi usaha terletak
di desa Sumber Kencono kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Dengan
memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah, bisa di buat kolam terpal. Desa Sumber
Kencono sendiri pada umumnya memilki suhu udara yang hangat, lele bisa cepat
berkembang apabila kondisi area budidaya memiliki suhu yang hangat. Dengan
adanya potensi area seperti itu, maka pemilihan lokasi ini sangatlah tepat
untuk dijadikan usaha budidaya ikan lele dumbo.
2.4 Strategi Pemasaran
Hasil budidaya lele
dumbo ini tidak lepas dari penjualan atau pemasaran setelah panen. Pemasaran akan dilakukan
beberapa metode yang tepat untuk menarik minat pembeli dari daerah terdekat
maupun daerah yang jauh. Metode pemasaran sebagai berikut:
·
Kerja sama dengan pengepul ikan lele
Sebelum
merintis usaha budidaya lele, telah dilakukan kerja sama dengan pengepul.
Pengepul ini yang nantinya akan membeli ikan lele yang sudah panen.
·
Kerja sama dengan warung makan
Banyaknya
warung makan yang menyediakan aneka masakan dari bahan lele bisa diajak kerja
sama dalam pemasokan ikan lele segar untuk dijadikan bahan olahan masakan.
·
Internet kreatif
Banyaknya
pengguna akun facebook, dan lain sebagainya menjadikan peluang usaha ini
menjadi lebih bagus. Pemanfaatan media sosial tersebut untuk menarik perhatian
dalam transaksi jual ikan lele. Nantinya ikan lele tidak harus dijual di
beberapa daerah terdekat, melainkan bisa dijual di berbagai daerah yang telah
memesan lewat akun social media tersebut.
Keuntungan
yang didapat bisa membuat usaha ini menjadi lebih besar dengan membangun kolam
kolam lain untuk dijadikan tempat budidaya ikan lele bumbo.
2.5 Analisis Biaya
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga
Per @
|
Total
biaya
|
1.
|
Bibit lele
|
3000
ekor
|
Rp. 450,-
|
Rp. 1.350.000,-
|
2.
|
Pakan alternatif
|
40
|
Rp.
5000,-
|
Rp. 200.000,-
|
3.
|
Pakan
|
100 Kg
|
Rp. 10.000,-
|
Rp. 1.000.000,-
|
Total biaya per periode panen
|
Rp.
2.555.000,-
|
|||
Harga jual per Kg
|
Rp.
15.000,-
|
|||
Perkiraan jumlah panen 350 Kg
|
Rp. 5.250.000,-
|
|||
Profit per panen
|
Rp.
2.695.000,-
|
Tabel 1: Analisis biaya budidaya
ikan lele dumbo dalam satu periode panen
keterangan:
·
Pakan alternative ialah pakan yang
memanfaatkan dari ayam petelur sudah tua maupun ayam yang telah mati di
peternak. Khusus untuk ayam yang telah tua, bisa dibeli dengan harga @ekor Rp
5.000,-. Ayam yang telah tua tersebut tidak di pergunakan lagi oleh peternak
dan dijual dengan harga yang murah. Terlebih dahulu limbah ayam petelur
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan tersebut meliputi: pembersihan
bulu ayam, pemisahan daging dan tulang, pencampuran bahan lain seperti tepung
kedelai, tepung jagung, tepung tapioka, pengukusan, dan pencetakan membentuk
pellet.
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan
dapar diuraikan sebagai berikut:
4.1 Persiapan Lahan
Yang harus dilakukan pertama kali
ialah menyiapkan lahan untuk dijadikan tempat pembuatan kolam lele dengan
terpal. Lahan harus bersih dan tidak terdapat kayu yang berserakan. Setiap
pinggir lahan akan di pasang kayu hidup, kayu hidup ini bertujuan untuk
penyangga sesek (dinding yang terbuat dari bambu). Pembuatan dinding bambu ini
bertujuan untuk melindungi kolam terpal dari binatang lain seperti ayam.
4.2 Pembuatan Pengaturan Volume Air Serta Pembuatan
Pipa Saringan
Pembuatan pengaturan volume air ini berfungsi
untuk pengaturan secara otomatis dalam ketinggian air di kolam. Fungsi lain
dari pipa pengatur ketinggian volume air di dalam kolam ini adalah saat proses
pengurasan kolam dan saat pemanenan, alat buatan ini akan sangat-sangat membantu
mempercepat kerja nantinya. Sumber air yang
digunakan ialah menggunakan air sumur yang berada dibelakang rumah.
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan pipa saringan maupun pengaturan volume
air sebagai berikut.
·
Persiapan
alat seperti pipa paralon, gergaji, palu, knee, serta bor tangan kecil.
4.3
Pembuatan Kolam Lele Dengan Terpal
·
Pesiapan
bambu yang sudah dipotong-potong untuk dibentuk menjadi kerangka kolam ikan
lele.
·
Bambu-bambu
di tancapkan ke dalam tanah membentuk seperti persegi/persegi panjang
·
Membentuk
kerangka seperti kotak dan dilengkapi dengan bambu untuk memperkuat kerangka
kolam seperti gambar di bawah.
·
Pemasangan
pipa pembuangan seperti gambar di samping
·
Setelah
selesai, terpal di pasang dalam kerangka kolam
bagian tepi tepinya di ikat.
·
Untuk
bagian terpal yang dekat dengan bagian pipa pengeluaran, Di buat lobang dengan
cara di tekan dan di potong menggunakan cutter.
·
Pemasangan
pipa pengaturan yang sudah kita buat sebelumnya dan di lem supaya tidak bocor.
·
Dan
kolam terpal siap dilakukan penebaran benih, tapi ada 2 hal perlu diperhatikan.
Yang pertama terpal masih dalam keadaan baru, pasti ada bau-bau yang tidak
diinginkan ikan lele di sana. Untuk menetralisir, kolam di isi dengan air dan
di gosok dengan menggunakam busa.
4.4
Pembuatan Pakan Lele Dengan Limbah Ayam Petelur
Ayam petelur yang sudah mati ataupun yang
tidak di pergunakan lagi terlenih dahulu dip roses menjadi pellet dengan proses
sebagai berikut:
·
Perebusan
dan pembersihan bulu ayam
Terlebih dahulu ayam di bersihkan
dengan cara di rebus kedalam wajan yang berisi air mendidih. Dalam waktu 10
menit, ayam di angkat ke dalam wadah dan di bersihkan bulu bulu ayam agar mudah
untuk proses berikutnya. Perebusan di lakukan bertujuan untuk menghilangkan
sisa bakteri yang terkandung pada ayam.
·
Pemisahan
daging dengan tulang
Setelah tubuh ayam dalam kondisi
bersih dari bulu bulu yang menempel. Selanjutnya daging ayam di iris kecil
kecil dan diletakkan pada wadah tersendiri.
·
Pencampuran
bahan
Daging ayam yang telah di iris
tersebut, lalu di campur dengan bahan yang lain tepung kedelai,
tepung jagung, tepung tapioka.
Setelah tercampur dengan rata, di masukkan ke dalam mesin mixer. Dalam beberapa
menit, bahan tersebut telah menjadi adonan.
·
Pengukusan
Supaya aroma pakan muncul, adonan
yang sudah jadi tersebut di kukus hingga masak dalam wadah tertentu.
·
Pencetakan
Setelah adonan masak dalam kondisi
hangat, lau di cetak ke dalam mesin cetak hingga berbentuk butiran pellet.
4.5
Penebaran Benih Lele Dumbo
Setelah
kolam siap untuk penebaran benih, selanjutnya benih ikan lele dumbo akan di
tebar dalam kolam terpal. Benih ikan lele dumbo sebanyak tiga ribu ekor dengan
panjang dan lebar kolam 5x3 m. Benih yang berukuran 3-5 cm dimasukkan ke dalam
kolam terpal yang sudah berisi air.
4.6
Pemberian Pakan Alternative Dan Pakan Dari Pelet
Pemberian
pakan akan dilakukan dengan memeberikan pakan pelet sebagai pakan utama dan
pakan alternative dari hasil olahan ayam petelur yang sudah tua maupun yang
telah mati. Sehingga pemberian pakan alternative dapat meminimalkan besarnya
biaya pakan. Pakan pelet diberikan pada lele yang baru ditebar kedalam kolam
terpal sampai berumur 1.5 – 2 bulan. Selanjutnya lele yang berusia lebih dari
1.5 – 2 bulan diberikan pakan alternative dari hasil olahan limbah ayam petelur
yang berupa pelet. Pemberian pakan dilakukan pada malam hari, pagi hari, siang
dan sore, dengan frekuensi 3 – 4 kali sehari.
4.7
Panen Dan Penjualan
Umur
lele berkisar antara tiga bulan. akan dilakukan pemanenan secara bertahap.
Tahap pertama ialah ukuran size lele yang berukuran 6 – 9 ekor / kg dan siap
untuk di jual. Lele yang berukuran masih agak kecil dipelihara agar tumbuh
menjadi lebih besar.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Peralatan
No
|
Nama
Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Harga
Total
|
1
|
Linggis
|
1 buah
|
Rp. 100.000,-
|
Rp. 100.000,-
|
2
|
Sabit
|
1 buah
|
Rp. 50.000,-
|
Rp. 50.000,-
|
3
|
Meteran
|
1 buah
|
Rp. 30.000,-
|
Rp. 30.000,-
|
4
|
Serok
|
2 buah
|
Rp. 15.000,-
|
Rp. 30.000,-
|
5
|
Ember
|
3 buah
|
Rp. 25.000,-
|
Rp. 75.000,-
|
7
|
Palu
|
2 buah
|
Rp. 25.000,-
|
Rp. 50.000,-
|
8
|
Sesek
|
20 buah
|
Rp. 35.000,-
|
Rp. 700.000,-
|
9
|
Tandon Air
|
1 buah
|
Rp. 600.000,-
|
Rp. 600.000,-
|
10
|
Selang
|
10 m
|
Rp. 5000,-
|
Rp. 50.000,-
|
11
|
Kran
|
5 buah
|
Rp. 5000,-
|
Rp. 25.000,-
|
12
|
Mixer
|
1 buah
|
Rp. 500.000,-
|
Rp. 500.000,-
|
13
|
Mesin Cetak Pelet
|
1 buah
|
Rp. 4.500.000,-
|
Rp. 4.000.000,-
|
14
|
|
TOTAL
|
|
Rp. 6.210.000,-
|
4.2 Bahan Habis Pakai
No
|
Nama
barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Harga
Total
|
1
|
Terpal
|
3 buah
|
Rp. 250.000,-
|
Rp. 750.000,-
|
2
|
Bambu
|
75 biji
|
Rp. 15.000,-
|
Rp. 750.000,-
|
3
|
Lem Kayu
|
3 buah
|
Rp. 35.000,-
|
Rp. 95.000,-
|
4
|
Paralon
|
10 buah
|
Rp. 15.000,-
|
Rp. 150.000,-
|
5
|
Paku
|
2 kg
|
Rp. 15.000,-
|
Rp. 30.000,-
|
6
|
Knee
|
10 buah
|
Rp. 7000,-
|
Rp. 70.000,-
|
7
|
Sekam
|
1 pick up
|
Rp. 300.000,-
|
Rp. 300.000,-
|
8
|
Gergaji
|
2 buah
|
Rp. 35.000,-
|
Rp. 95.000,-
|
9
|
Benih Lele
|
3000
|
Rp. 450,-
|
Rp. 1.350.000,-
|
10
|
Pelet Pabrik
|
100 kg
|
Rp. 10.000,-
|
Rp. 1.000.000,-
|
11
|
Pasir
|
1 pick up
|
Rp. 150.000,-
|
Rp. 150.000,-
|
12
|
Kerikil
|
1 pick up
|
Rp. 150.000,-
|
Rp. 150.000,-
|
13
|
Tepung Kedelai
|
10 kg
|
Rp. 10.000,-
|
Rp. 100.000,-
|
14
|
Tepung Jagung
|
10 Kg
|
Rp. 9.500,-
|
Rp. 95.000,-
|
15
|
Tepung Tapioka
|
10 Kg
|
Rp. 7.500,-
|
Rp. 75.000,-
|
16
|
|
Total
|
|
Rp. 5.160.000,-
|
4.3 Perjalanan
No
|
Perjalanan
|
Perihal
|
Harga
Total
|
1
|
Transport Ke Toko Bangunan
|
Beli tandon air
|
Rp. 25.000,-
|
2
|
Transport Ke Toko Bangunan
|
Beli sesek, paku, dll
|
Rp. 30.000,-
|
3
|
Sewa Pick Up Ke Kota Banyuwangi
|
Beli mesin cetak pelet
|
Rp. 200.000,-
|
4
|
|
Total
|
Rp. 255.000,-
|
4.4 Lain Lain
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga
|
Harga
Total
|
1
|
Pembuatan
dan pengadaan laporan
|
5
rangkap
|
Rp.
20.000,-
|
Rp.
100.000.-
|
2
|
Pembuatan
hasil akhir kegiatan
|
|
Rp.
150.000,-
|
Rp.
150.000,-
|
3
|
Materai
|
2
buah
|
Rp.
7.000,-
|
Rp.
14.000,-
|
4
|
Dokumentasi
kegiatan
|
25
buah
|
Rp.
75.000,-
|
Rp.
75.000,-
|
5
|
|
Jumlah
|
|
Rp.
339.000,-
|
4.4 Total biaya
No
|
Jenis
Biaya
|
Total
|
1
|
Peralatan
|
Rp. 6.210.000,-
|
2
|
Bahan Habis Pakai
|
Rp. 5.160.000,-
|
3
|
Perjalanan
|
Rp. 255.000,-
|
4
|
Lain Lain
|
Rp.
339.000,-
|
Total
|
|
Rp.
11.964.000,-
|
no
|
kegitan
|
bulan
ke-1
|
Bulan
ke-2
|
Bulan
ke-3
|
Bulan
ke-4
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1`
|
Pelaksanaabersifat
administratif
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembersihan
dan pembuatan kolam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemeliharaan
lele
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi
hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.3 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2007. Beternak Lele
Dumbo. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 52 hal
Bachtiar, Y,. 2006. Panduan Lengkap
Budidaya Lele Dumbo. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 102 hal
SNI : 01-4087-2006. Pakan Buatan
Untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pada Budidaya Intensif. BSN.
Jakarta.12 hal